05.09 -
No comments


NURANI
“
kamu tidak seharusnya melakukan semua itu….”
“tapi
semuanya berjalan begitu saja wi, aku seperti tidak sadar dan di tuntun
naluriku sendiri.”
“sejak
kamu memutuskan menerima hengky, kamu jadi seperti ini.”
“tidak,
jangan salahkan dia, ini prosesku!”
“tapi
dia juga ikut bersalah, seandainya saja dulu kamu nggak memutuskan untuk berpacaran
dan menjaga kehormatanmu…”
“cukup
wi, hentikan!!!, aku tidak mau mendengarnya lagi!”
Rani
berteriak sambil menutup telinganya, dia merebahkan badannya di atas ranjang
dan menangis sejadi-jadinya, entah apa yang dia tangisi, sedangkan dewi pergi,
berlalu dari kamar rani. Hati Rani hancur, dia kecewa dengan dirinya sendiri
dia mengutuki hidupnya yang baginya sangat munafik itu.
“tiiit….tiii…..”
tiba-tiba Hpe Rani bergetar, ada telephon dari ukhti ana. rani cepat-cepat menghapus
air matanya dan mengatur suaranya agar tak terlihat bahwa dia sedang menangis.
“Hallo
Assalamualaikum?”
“Wa’alaikumsalam,
ukhti Rani, afwan malem-malem ganggu, kajian besok jadi dimana?”
“oh
besok di gazebo depan Fakultas MiPA ukh, bentar lagi tak smskan ke teman-teman
lain”
“oh gitu, ana pikir nggak jadi, ya udah syukron ukh.”
“oh gitu, ana pikir nggak jadi, ya udah syukron ukh.”
“iya
sama-sama.”
“syukron,
karena ukhti telah membuat kajian kita hidup lagi setelah lama vacuum”
“ah
nggak segitunya ukh, ne semua berkat usaha kita bersama dan tentu saja bantuan
Allah”
“iya
ukh, tapi tetep ukhti yang memulainya, ya udah ana tutp dulu, Assalamualaikum!”
“waalaikum
salam” Rani menutup telephonnya, dia menghela nafas panjang…. ada sesak di
dadanya.
“sampai
kapan kamu akan bersikap munafik seperti ini ran?”
“aku
juga tidak ingin seperti ini wi, tapi aku terjebak”
“kamu
yang menjebak dirimu sendiri.”
“tidak
wi, aku tidak bisa memilih antara dakwah atau hengky, bagiku mereka sama-sama
penting”
“tapi
manusia itu hanya memiliki satu hati, tidak mungkin ada kecenderungan kebaikan
dan keburukan menjadi sama penting dalam hati manusia.”
“aku
tahu wi, tapi aku bingung….”
hpe
rani bergetar, ada SMS dari hengky. “met
malem sayang, makasih ya udah mau nemenin aku,
ciuman kamu rasanya masih nempel di bibirku,he..he.. aku sayang bangeet
sama kamu, kamu jangan pernah ninggalin aku ya?”
“iya”
air
mata rani kembali mengalir, dia benar-benar merasa hancur dan kecewa denga
dirinya sendiri. dengan dua kehidupan yang dia jalani hari ini, namun semuanya
telah terlanjur terjadi, berkali-kali dia mencoba menghentikan semua perbuatan
maksiatnya tapi berkali-kali pula dia jatuh pada lubang yang sama.
“tangisanmu
tak akan merubah apapun ran, seandainya dulu kamu tidak bermain api, kamu
terlalu sombong dengan dirimu sendiri, kamu terlalu yakin bahwa kamu bisa
merubah hengky menjadi orang yang taat beragama, nyatanya sekarang kamu sendiri
yang tersesat” dewi berujar sinis pada rani yang masih terus menangis.
“Apa
Allah akan mengampuni dosa-dosaku ya wi?”
“Allah
tidak akan mengampuni dosamu ran, karena kamu masih terus melakukannya”
“tiiidaaaaakkkkkkkk!!!
pergi kamu wi…………!!!!!!!!!!!!!!!!”
Rani
melempar bantal ke arah Dewi, dia berteriak sejadi-jadinya, dan terus-terusan
mengutuki dirinya sendiri..
***
“sebaik-baiknya
perhiasan dunia adalah waita yang solehah, yang bisa menjaga harga diri dan
kehormatannya untuk suaminya nanti, jadi ukhtifillah, penting sekali bagi kita
untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, agar kita tidak tersesat seperti
beberapa muslimah di luar sana, yang terbiasa dengan semua perbuatan zina,
bahkan sekarang berciuman pun mereka menganggapnya biasa, bahkan wajib dalam
berpacaran, naudzubillah, semoga kita terhindar dari semua itu. baik, itu tadi
yang bisa ana jelaskan, nah ada yang ingin di tanyakan?”
rani
mengangkat tangannya. “iya ukhti rani, silahkan”
“bagaimana
jika seseorang itu telah terlanjur tersesat, namun dia ingin bertobat, apakah
dia masih bisa menjadi perhiasan terbaik di dunia?”
“baik
ukhti, pegangan kita adalah firman Allah dalam kitabnya yang menyatakan bahwa
wanita muslimah hanya untuk laki-laki muslim dan sebaliknya, wanita pezina
hanya untuk laki-laki pezina dan sebaliknya, maka apa yang kita usahakan adalah
sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan, jadi ukhti selama niat bertaubat
itu tulus dan tidak mengulanginya lagi, lalu dia mengusahakan kebaikan,
insyaallah Allah akan membalasnya, bahkan bisa lebih dari menjadi perhiasan
dunia.”
Mengulanginya….ya
tidak mengulanginya lagi…. itu yang sangat berat bagi rani, menghentikan
semuanya, semua perbuatan zinanya…
tapi
rani tak bisa, imannya keluar dari jasadnya saat dia bersama hengky, rasa
cinta, rindu, dan nafsu yang menjadi satu membuatnya gelap, dia tak bisa
mengontrol dirinya sendiri, kenikmatan ragawi yang dia rasakan dari hengky
membuatnya tak mampu mempertahankan iman dan ketaatan pada Allah itu tetap
bersandar di hatinya.Tapi dirinya yang lain menjerit dan meronta ingin lepas
dari semua itu.
“ukhti
Rani….”
“eh
iya, “
“hemmm…
ngelamun aja, selesai kajian, kok tiba-tiba langsung nyelonong pergi, nggak
pamit, nggak apa, lagi galau ya?”
“eh,
ini mau ngerjain tugas, jadi agak blank, he..he.. afwan ya?”
“iya
ndak apa-apa, eh itu rame-rame ada apa ya?”
“oh
itu anak fakultas ekonomi mau ada acara, ngundang band ibukota”
“oh…
loh ukhti rani kok tahu?”
“eh
tadi ada pamfletnya di papan pengumuman” jawab rani sekenanya, tentu saja dia
tahu, karena hengky adalah ketua pelaksananya.
tiba-tiba
ada sms masuk di hpenya. “Sayang, kok
nggak noleh sih nggak tau ya ada orang ganteng lagi nyiapin konser?” Rani
lantas melihatke arah keramaian itu, hengky tersenyum ke arahnya. Rani
menunduk, dia tak enak ada ukhti Sari di sebelahnya.
“ukhti
Rani, ana ke perpus dulu ya?, ukhti rani mau langsung pulang?”
“iya,
ya udah kita berpisah disini ya?”
“iya
hati-hati ukh, jangan melamun aja, Assalamuaaikum!”
“Waalaikum
salam.”
kemudiian
Rani berlari pulang menuju tempat kostnya. lagi – lagi dia menangis, 2 tahun
terakhir sejak dia menjalin hubungan dengan hengky tiada hari yang dia habiskan
tanpa air mata.
“Menurutku
kamu sudah tak perlu menangis lagi Ran.” rani melihat ke arah sumber suara
itu, Dewi sedang duduk manis
membelakanginya.
“kamu
sudah dua tahun bersikap munafik seperti ini, masa kamu nggak terbiasa sih?
masih aja nangis, tapi nanti di ulangi lagi, jika aku Tuhan, aku tak akan
pernah mempercayaimu”
“aku
ingin berubah wi, aku ingin menghentikan semua ini?”
“aku
sudah sering mendengarnya, tapi kamu tak pernah membuktikannya” rani diam
terpaku hati dan pikirannya berkecamuk, batinnya tersiksa tapi dia benar-benar
tak dapat keluar dari semua itu.
“wi,
kamu dulu begitu sabar, kalau aku menangis kamu selalu menguatkanku, kenapa sekarang
kamu selalu menyalahkanku?”
Dewi
tersenyum sinis melihat ke arah Rani. “aku berubah saat kamu juga berubah ran,
jika aku tetap sama, maka aku pasti bukan sahabatmu lagi.”
“tiiiit….tiiiiit….”
Hpe Rani berbunyi, ternyata telephon dari hengky. “Hallo sayang
,
udah makan?”
“udah”
“loh
suaramu kok serak, kayak habis nangis gitu? kamu kenapa?”
“ah
nggak apa-apa kok”
“ah
enggak, pasti kamu habis nangis, kamu kenapa sayang?”
“nggak
apa-apa, udah nggak usah khawatir”
tut…tut…tut….
Rani mematikan handphonenya. “Wah hengky perhatian sekali ya? dia setia, dia
tulus, nggak heran deh banyak yang suka sam dia, dan nggak heran juga kalau
kamu sulit buat melepasnya sampai-sampai kamu melakukan apa yang bisanya kamu
hujat dalam setiap kajianmu itu??”
“Cukup
wi, kamu selalu menyindirku dengan bahasa2mu itu, aku juga merasa bersalah wi,
aku juga pengen mengakhiri semuanya”
“oh….
begitu, ya kita lihat saja nanti, kalau kalian sampai menikah, wah bagus
sekali! dapat suami yang ganteng dan setia, tapi anak-anak kalian nanti
gimana?? apa akan melakukan apa yang kalian lakukan juga??? ha…ha….ha.!!
“prang!!!!”
Rani melempar gelas ke arah dewi yang pergi menghindar , Dewi keluar kamar
sambil terus tertawa. rani membenamkan wajahnya ke arah bantal, dia menangis
lagi seperti malam-malam sebelumnya…
***
“sayang jalan-jalan yuk?”
“jalan-jalan kemana?”
“kemana aja, kamu pengennya kemana,
tak turutin deh, kamu kayak yang lagi sedih gitu, aku pengen nyenengin kamu?”
“tapi aku nggak tahu harus kemana?”
“kamu pernah terjun payung nggak?”
“ya nggak pernah lah, sekali
terbang aja 500 ribu”
“kita terbang yuk!”
“nggakmau aku nggak punya uang,
eman banget uang segitu cuman buat terbang”
“udah kamu siap-siap aja, tak
jemput ke kos kamu ya?”
“nggak mau!”
selesai
mandi Rani bersiap2 mau pergi ikut aksi di balai kota menentang pornografi dan
porno aksi bersama teman teman akhwatnya.
“Sayang kamu turun, aku udah di bawah”
“kan udah ku bilang nggak mau?”
“ayolah…..aku pamit sama ibu kosmu
ya”
“eh… nggak usah, iya aku turun”
Setengah
hati rani mendatangi hengky yang masih duduk manis di dalam mobilnya, begitu
Rani keluar dari pintu kos, hengky langsung keluar dan membukakan pintu mobil
untuknya. “silahkan masuk tuan putri?” kata hengky sambil tersenyum. mau tak
mau akhirnya rani tersenyum juga melihat kelakuan hengky.
“belum
sarapan kan?”
“belum”
“ayo,
kamu mau makan apa?”
“terserah
aja deh”
“hemmmm…
di Wapo aja ya?”
“nggakmau
rame”
“ah
kamu mesti nyari yang sepi, ya udah di shake n steak aja, di sana sepi
suasananya eksklusif”
“ya
udah”
“kamu
kemaren kenapa, kok di telp kayak habis nangis gitu?”
“ah
nggak apa-apa, sebentar aku hubungi teman-temanku dulu”
lalu
rani mulai mengetik sms “Assalamualaikum,
ukhti sari, afwan hari ini ndak bisa ikut aksi, ada kepentingan mendadak,
semoga aksinya nanti mendapat respon, amin! afwan jiddan!” send….
Rani
langsung mematikan hpenya, dia terbiasa mematikan Hpe saat keluar bersama
hengky.
“Sayang,
kamu sedih mikirkan kelakuan kita ya?” rani mengangguk.
“Maafkan
aku sayang, aku nggak bisa jaga kamu…” kata hengky sambil mencium tangan Rani
“iya
ku maafkan”
“aku
janji akan lebih jaga kamu, biar kita gak melakukan dosa lagi”
“sudahlah,
jangan menjanjikan hal yang nggakbisa kamu tepati.” Hengky menatap Rani, di
sisi lain hengky juga merasa bersalah telah bertindak terlalu jauh terhadap
Rani, dia ingin sekali untuk menjaga kehormatan Rani dengan tidak menyentuhnya,
tetapi setiap bersama Rani, hasrat ragawinya selalu muncul melebihi apa yang
mampu dia bendung, hengky selalu ingin memeluk dan mencium rani saat mereka
bersama. Perasaan Cintanya pada Rani telah membuatnya merasa bahwa Rani adalah
bagian dari dirinya dan tak ada batasan lagi di antara mereka berdua.
“Sayang,
aku pengen kamu tersenyum.” Rani melihat ke arah hengky kemudian tersenyum.
“ah…
gitu!”
“loh
katanya pengen lihat aku tersenyum?”
“tuh
kan kamu mesti bercanda, aku serius sayang, aku nggak ingin lihat kamu sedih”
“aku
nggak sedih, eh udah nyampe ayo berhenti, aku udah lapar nich!”
mobil
hengky berhenti, kemudian hengky keluar dan membukakan pintu mobil untuk Rani.
mereka berdua masuk ke rumah makan itu.Rani yang memilih tempat serta memilih
menu yang akan mereka makan, sedangkan hengky yang memesannya, sambil menunggu makanan datang Rani megamati
sekitar, di rumah makan itu banyak pemuda pemudi seperti dia dan hengky yang
sedang makan juga disana, bahkan ada yang sembunyi-sembunyi ciuman juga,.
“lihat,
kita pernah juga seperti mereka” kata rani menunjuk ke 2 orang yang sedang
asyik berciuman
“husy,
jangan di tunjuk gitu, walaupun kita pernah melakukannya tapi kita berbeda dari
mereka.”
“Apa
bedanya?”
“kita
benar-benar saling mencintai n memiliki, kalo mereka cuman nafsu aja”
“ah
sok tahu, mereka juga pasti saling mencintai….”
“ah
udah, jangan di bahas lagi sayang, tuh makanannya dah datang, ayo segera di
makan, katanya kamu tadi lapar.”
Rani
mengambil makanan yang diberikan oleh pelayan, dia makan dengan lahap.
sedangkan hengky sibuk memperhatikan wajah rani .
“sayang,
kamu kok cantik sih?”
“udah
dari lahir…” jawab rani sekenanya. hengky tertawa mendengar jawaban rani. dia
benar-benar sangat mencintai rani, sudah berapa wanita berusaha mendekatinya,
tapi semuanya tertepis oleh pesona rani yang begitu kuat tertanam di hatinya.
Setelah
selesai makan mereka melanjutkan perjalanan dan pergi ke paralayang, di sana
hengky memandu Rani untuk terbang, begitu takutnya rani sampai dia tidak sadar
telah memeluk hengky kuat-kuat. hengky tertawa meihat wajah rani yang
ketakutan, tapi akhirnya rani tetap terbang, setelah sampai di udara rani tak
takut lagi, dia menikmati pegalaman terbang pertamanya.
setelah
selesai mereka duduk di tanah sambil menikmati pemandangan pegunungan yang
begitu khas. hengky memeluk tubuh Rani erat sekali, kemudian dia mencium kening
rani, dia merasakan keningnya panas, .
“Sayang
kamu sakit?” tanya hengky sambil menempelkan tangannya ke kening Rani.
“ah
enggak”
“tapi
kening kamu panas, kamu sakit ya? kok nggakmau bilang sih?”
“enggak
kok aku nggak apa-apa, ayo kita pulang aja”
“mampir
ke dokter ya?”
“nggak
mau nggak usah” rani kemudian berjalan menuju mobil hengky, mereka kemudian
bergegas pulang, hengky begitu khawatir melihat keadaan rani, dia sempat
berhenti di pinggir hutan dan meletakkan kepala rani di pangkuannya, hengky
memandang rani yang tertidur, badannya kelihatan lemas dan wajahnya pucat.
hengky tak kuasa menahan dirinya dia menciumi wajah rani, memeluknya erat-erat,
menyentuh buah dadanya berulang-ulang, dia benar-benar gelap, dia tak mampu
membendung keinginan ragawinya, berkali-kali dia ucapkan sangat mencintai rani,
rani tetap terbaring lemas, kemudian perlahan rani membuka matanya, dia mencoba
bengkit dari pelukan hengky, namun hengky menahannya.
“hengky…..”
“iya
sayang?”
“tolong
hentikan..” seperti baru tersadar hengky melepaskan rani, dia terpaku sejenak
memikirkan apa yang telah dia lakukan pada rani yang begitu lepas kendali,
tiba-tiba penyesalan itu perlahan datang…
Rani
kembali ke posisi duduknya, dia melihat ke arah kaca, air matanya meleleh
menyesali apa yang telah dia lakukan bersama hengky, perbuatan yang menyiksa
batinnya tapi tak mampu dia hentikan. mobil melaju pelan-pelan menuju kota
malang, sepanjang jalan mereka saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing,
dan rani seperti biasa meratapi dan mengutuki dirinya sendiri, mengutuk dirinya
yang telah terjatuh terlalu dalam dan tak mampu bangkit dari keterpurukan.
tiba-tiba
mobil berhenti. rani menoleh ke arah hengky “Ada apa?”
“ada
demo, mungkin teman-temanmu”
Rani
melihat ke arah para pendemo, disana dia lihat ukti sari bersama beberapa kawannya
di usir oleh petugas, betapa kejamnya petugas itu yang membentak-bentak ukhti
sari bahkan mengancam memukulkan tongkatnya, sedang beberapa ikhwan berusaha
untuk melindungi ukhti Sari. lalu ikhwan itu berteriak “kami tak akan mundur,
selama kemaksiatan itu masih dibiarkan di kota ini, karena kami sayang pada
saudara-sadara kami, kami ingin mereka
pun nantinya dapat kembali ke jalan Allah! ALLAH HUAKBAR!! kemudian
takbir membahana dari para pendemo itu, hati rani semakin hancur, tiba-tiba dia
turun dari mobil hengky dan berlari, dia tak memperdulikan hengky yang
berteriak kepadanya. Rani terus berlari dan berlari, dia berlari menuju kosnya
yang masih 5 km itu.rani tak memperdulikan apapun selain berlari dan berlari…
“Dewi
tolong aku….dewi tolong aku…..!” bisik rani sepanjang perjalanan. rani terus
berlari dan berlari… hingga akhirnya dia sampai di tempat kosnya, begitu sampai
dia berhenti sejenak, dan melihat ke arah jendela kamar kostnya, disana ada
dewi yang sedang tersenyum sinis ke arahnya. rani segera memasuki kost, berlari
kekamarnya, kan mengunci pintu kamarnya. rani menghambur ke arah dewi, dia
memeluk dewi erat-erat, “dewi, tolong aku…. aku nggak tahu apa yang harus ku
lakukan, tolong aku…!!! ucap rani terengah-engah, dewi mengusap kepala rani,
kemudian rani menangis sejadi-jadinya,
“dewi
apa yang harus ku lakukan, aku hancur wi, aku benar-benar hancur!” kata rani
sambil terus menangis.
“iya
aku akan menolongmu, sekarang kamu tenang dulu.” Rani melepaskan pelukannya,
dia menatap dewi sambil mengusap air matanya.
“Apa
yang harus ku lakukan wi?”
“sekarang
ulurkan tanganmu” Rani mengulurkan tangannya, dewi mengeluarkan sebilah pisau.
“aaaaaaaaarhhhgggggggggghhhhh……………………………………………”
***
“Sepertinya dia mengalami depresi
berat, dia mengiris tangannya sendiri, tak ada yang tahu sampai pacarnya datang
dan memberi tahu ibu kos kalau rani bersikap aneh, saat pintu kamarnya di
dobrak, dia telah pingsan sedang tangan kanannya memegang pisau”
“oh anakku…. bagaimana mungkin kamu
melakukan semua ini nak, kamu putri kebanggaan ayah dan ibu”
“sabar bu, setelah dia sadar dia
harus menjalani perawatan dengan psikiater, agar kondisi kejiwaannya bisa
pulih”….
Rani membuka mata perlahan, ada
ayah dan ibunya, ada hengky juga, mereka melihat ke arah rani, tapi rani
bingung..
“kalian siapa? mana dewi?”…
0 komentar:
Posting Komentar