Minggu, 20 Januari 2013

05.09 - No comments

NURANI





“ kamu tidak seharusnya melakukan semua itu….”
“tapi semuanya berjalan begitu saja wi, aku seperti tidak sadar dan di tuntun naluriku sendiri.”
“sejak kamu memutuskan menerima hengky, kamu jadi seperti ini.”
“tidak, jangan salahkan dia, ini prosesku!”

“tapi dia juga ikut bersalah, seandainya saja dulu kamu nggak memutuskan untuk berpacaran dan menjaga kehormatanmu…”
“cukup wi, hentikan!!!, aku tidak mau mendengarnya lagi!”
Rani berteriak sambil menutup telinganya, dia merebahkan badannya di atas ranjang dan menangis sejadi-jadinya, entah apa yang dia tangisi, sedangkan dewi pergi, berlalu dari kamar rani. Hati Rani hancur, dia kecewa dengan dirinya sendiri dia mengutuki hidupnya yang baginya sangat munafik itu.
“tiiit….tiii…..” tiba-tiba Hpe Rani bergetar, ada telephon dari ukhti ana. rani cepat-cepat menghapus air matanya dan mengatur suaranya agar tak terlihat bahwa dia sedang menangis.
“Hallo Assalamualaikum?”
“Wa’alaikumsalam, ukhti Rani, afwan malem-malem ganggu, kajian besok jadi dimana?”
“oh besok di gazebo depan Fakultas MiPA ukh, bentar lagi tak smskan ke teman-teman lain”
“oh gitu, ana pikir nggak jadi, ya udah syukron ukh.”
“iya sama-sama.”
“syukron, karena ukhti telah membuat kajian kita hidup lagi setelah lama vacuum”
“ah nggak segitunya ukh, ne semua berkat usaha kita bersama dan tentu saja bantuan Allah”
“iya ukh, tapi tetep ukhti yang memulainya, ya udah ana tutp dulu, Assalamualaikum!”
“waalaikum salam” Rani menutup telephonnya, dia menghela nafas panjang…. ada sesak di dadanya.
“sampai kapan kamu akan bersikap munafik seperti ini ran?”
“aku juga tidak ingin seperti ini wi, tapi aku terjebak”
“kamu yang menjebak dirimu sendiri.”
“tidak wi, aku tidak bisa memilih antara dakwah atau hengky, bagiku mereka sama-sama penting”
“tapi manusia itu hanya memiliki satu hati, tidak mungkin ada kecenderungan kebaikan dan keburukan menjadi sama penting dalam hati manusia.”
“aku tahu wi, tapi aku bingung….”
hpe rani bergetar, ada SMS dari hengky. “met malem sayang, makasih ya udah mau nemenin aku,  ciuman kamu rasanya masih nempel di bibirku,he..he.. aku sayang bangeet sama kamu, kamu jangan pernah ninggalin aku ya?”
“iya”
air mata rani kembali mengalir, dia benar-benar merasa hancur dan kecewa denga dirinya sendiri. dengan dua kehidupan yang dia jalani hari ini, namun semuanya telah terlanjur terjadi, berkali-kali dia mencoba menghentikan semua perbuatan maksiatnya tapi berkali-kali pula dia jatuh pada lubang yang sama.
“tangisanmu tak akan merubah apapun ran, seandainya dulu kamu tidak bermain api, kamu terlalu sombong dengan dirimu sendiri, kamu terlalu yakin bahwa kamu bisa merubah hengky menjadi orang yang taat beragama, nyatanya sekarang kamu sendiri yang tersesat” dewi berujar sinis pada rani yang masih terus menangis.
“Apa Allah akan mengampuni dosa-dosaku ya wi?”
“Allah tidak akan mengampuni dosamu ran, karena kamu masih terus melakukannya”
“tiiidaaaaakkkkkkkk!!! pergi kamu wi…………!!!!!!!!!!!!!!!!”
Rani melempar bantal ke arah Dewi, dia berteriak sejadi-jadinya, dan terus-terusan mengutuki dirinya sendiri..
***
“sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah waita yang solehah, yang bisa menjaga harga diri dan kehormatannya untuk suaminya nanti, jadi ukhtifillah, penting sekali bagi kita untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, agar kita tidak tersesat seperti beberapa muslimah di luar sana, yang terbiasa dengan semua perbuatan zina, bahkan sekarang berciuman pun mereka menganggapnya biasa, bahkan wajib dalam berpacaran, naudzubillah, semoga kita terhindar dari semua itu. baik, itu tadi yang bisa ana jelaskan, nah ada yang ingin di tanyakan?”
rani mengangkat tangannya. “iya ukhti rani, silahkan”
“bagaimana jika seseorang itu telah terlanjur tersesat, namun dia ingin bertobat, apakah dia masih bisa menjadi perhiasan terbaik di dunia?”
“baik ukhti, pegangan kita adalah firman Allah dalam kitabnya yang menyatakan bahwa wanita muslimah hanya untuk laki-laki muslim dan sebaliknya, wanita pezina hanya untuk laki-laki pezina dan sebaliknya, maka apa yang kita usahakan adalah sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan, jadi ukhti selama niat bertaubat itu tulus dan tidak mengulanginya lagi, lalu dia mengusahakan kebaikan, insyaallah Allah akan membalasnya, bahkan bisa lebih dari menjadi perhiasan dunia.”
Mengulanginya….ya tidak mengulanginya lagi…. itu yang sangat berat bagi rani, menghentikan semuanya, semua perbuatan zinanya…
tapi rani tak bisa, imannya keluar dari jasadnya saat dia bersama hengky, rasa cinta, rindu, dan nafsu yang menjadi satu membuatnya gelap, dia tak bisa mengontrol dirinya sendiri, kenikmatan ragawi yang dia rasakan dari hengky membuatnya tak mampu mempertahankan iman dan ketaatan pada Allah itu tetap bersandar di hatinya.Tapi dirinya yang lain menjerit dan meronta ingin lepas dari semua itu.
“ukhti Rani….”
“eh iya, “
“hemmm… ngelamun aja, selesai kajian, kok tiba-tiba langsung nyelonong pergi, nggak pamit, nggak apa, lagi galau ya?”
“eh, ini mau ngerjain tugas, jadi agak blank, he..he.. afwan ya?”
“iya ndak apa-apa, eh itu rame-rame ada apa ya?”
“oh itu anak fakultas ekonomi mau ada acara, ngundang band ibukota”
“oh… loh ukhti rani kok tahu?”
“eh tadi ada pamfletnya di papan pengumuman” jawab rani sekenanya, tentu saja dia tahu, karena hengky adalah ketua pelaksananya.
tiba-tiba ada sms masuk di hpenya. “Sayang, kok nggak noleh sih nggak tau ya ada orang ganteng lagi nyiapin konser?” Rani lantas melihatke arah keramaian itu, hengky tersenyum ke arahnya. Rani menunduk, dia tak enak ada ukhti Sari di sebelahnya.
“ukhti Rani, ana ke perpus dulu ya?, ukhti rani mau langsung pulang?”
“iya, ya udah kita berpisah disini ya?”
“iya hati-hati ukh, jangan melamun aja, Assalamuaaikum!”
“Waalaikum salam.”
kemudiian Rani berlari pulang menuju tempat kostnya. lagi – lagi dia menangis, 2 tahun terakhir sejak dia menjalin hubungan dengan hengky tiada hari yang dia habiskan tanpa air mata.
“Menurutku kamu sudah tak perlu menangis lagi Ran.” rani melihat ke arah sumber suara itu,  Dewi sedang duduk manis membelakanginya.
“kamu sudah dua tahun bersikap munafik seperti ini, masa kamu nggak terbiasa sih? masih aja nangis, tapi nanti di ulangi lagi, jika aku Tuhan, aku tak akan pernah mempercayaimu”
“aku ingin berubah wi, aku ingin menghentikan semua ini?”
“aku sudah sering mendengarnya, tapi kamu tak pernah membuktikannya” rani diam terpaku hati dan pikirannya berkecamuk, batinnya tersiksa tapi dia benar-benar tak dapat keluar dari semua itu.
“wi, kamu dulu begitu sabar, kalau aku menangis kamu selalu menguatkanku, kenapa sekarang kamu selalu menyalahkanku?”
Dewi tersenyum sinis melihat ke arah Rani. “aku berubah saat kamu juga berubah ran, jika aku tetap sama, maka aku pasti bukan sahabatmu lagi.”
“tiiiit….tiiiiit….” Hpe Rani berbunyi, ternyata telephon dari hengky. “Hallo sayang
, udah makan?”
“udah”
“loh suaramu kok serak, kayak habis nangis gitu? kamu kenapa?”
“ah nggak apa-apa kok”
“ah enggak, pasti kamu habis nangis, kamu kenapa sayang?”
“nggak apa-apa, udah nggak usah khawatir”
tut…tut…tut…. Rani mematikan handphonenya. “Wah hengky perhatian sekali ya? dia setia, dia tulus, nggak heran deh banyak yang suka sam dia, dan nggak heran juga kalau kamu sulit buat melepasnya sampai-sampai kamu melakukan apa yang bisanya kamu hujat dalam setiap kajianmu itu??”
“Cukup wi, kamu selalu menyindirku dengan bahasa2mu itu, aku juga merasa bersalah wi, aku juga pengen mengakhiri semuanya”
“oh…. begitu, ya kita lihat saja nanti, kalau kalian sampai menikah, wah bagus sekali! dapat suami yang ganteng dan setia, tapi anak-anak kalian nanti gimana?? apa akan melakukan apa yang kalian lakukan juga??? ha…ha….ha.!!
“prang!!!!” Rani melempar gelas ke arah dewi yang pergi menghindar , Dewi keluar kamar sambil terus tertawa. rani membenamkan wajahnya ke arah bantal, dia menangis lagi seperti malam-malam sebelumnya…
***
“sayang jalan-jalan yuk?”
“jalan-jalan kemana?”
“kemana aja, kamu pengennya kemana, tak turutin deh, kamu kayak yang lagi sedih gitu, aku pengen nyenengin kamu?”
“tapi aku nggak tahu harus kemana?”
“kamu pernah terjun payung nggak?”
“ya nggak pernah lah, sekali terbang aja 500 ribu”
“kita terbang yuk!”
“nggakmau aku nggak punya uang, eman banget uang segitu cuman buat terbang”
“udah kamu siap-siap aja, tak jemput ke kos kamu ya?”
“nggak mau!”
selesai mandi Rani bersiap2 mau pergi ikut aksi di balai kota menentang pornografi dan porno aksi bersama teman teman akhwatnya.
Sayang kamu turun, aku udah di bawah”
“kan udah ku bilang nggak mau?”
“ayolah…..aku pamit sama ibu kosmu ya”
“eh… nggak usah, iya aku turun”
Setengah hati rani mendatangi hengky yang masih duduk manis di dalam mobilnya, begitu Rani keluar dari pintu kos, hengky langsung keluar dan membukakan pintu mobil untuknya. “silahkan masuk tuan putri?” kata hengky sambil tersenyum. mau tak mau akhirnya rani tersenyum juga melihat kelakuan hengky.
“belum sarapan kan?”
“belum”
“ayo, kamu mau makan apa?”
“terserah aja deh”
“hemmmm… di Wapo aja ya?”
“nggakmau rame”
“ah kamu mesti nyari yang sepi, ya udah di shake n steak aja, di sana sepi suasananya eksklusif”
“ya udah”
“kamu kemaren kenapa, kok di telp kayak habis nangis gitu?”
“ah nggak apa-apa, sebentar aku hubungi teman-temanku dulu”
lalu rani mulai mengetik sms “Assalamualaikum, ukhti sari, afwan hari ini ndak bisa ikut aksi, ada kepentingan mendadak, semoga aksinya nanti mendapat respon, amin! afwan jiddan!” send….
Rani langsung mematikan hpenya, dia terbiasa mematikan Hpe saat keluar bersama hengky.
“Sayang, kamu sedih mikirkan kelakuan kita ya?” rani mengangguk.
“Maafkan aku sayang, aku nggak bisa jaga kamu…” kata hengky sambil mencium tangan Rani
“iya ku maafkan”
“aku janji akan lebih jaga kamu, biar kita gak melakukan dosa lagi”
“sudahlah, jangan menjanjikan hal yang nggakbisa kamu tepati.” Hengky menatap Rani, di sisi lain hengky juga merasa bersalah telah bertindak terlalu jauh terhadap Rani, dia ingin sekali untuk menjaga kehormatan Rani dengan tidak menyentuhnya, tetapi setiap bersama Rani, hasrat ragawinya selalu muncul melebihi apa yang mampu dia bendung, hengky selalu ingin memeluk dan mencium rani saat mereka bersama. Perasaan Cintanya pada Rani telah membuatnya merasa bahwa Rani adalah bagian dari dirinya dan tak ada batasan lagi di antara mereka berdua.
“Sayang, aku pengen kamu tersenyum.” Rani melihat ke arah hengky kemudian tersenyum.
“ah… gitu!”
“loh katanya pengen lihat aku tersenyum?”
“tuh kan kamu mesti bercanda, aku serius sayang, aku nggak ingin lihat kamu sedih”
“aku nggak sedih, eh udah nyampe ayo berhenti, aku udah lapar nich!”
mobil hengky berhenti, kemudian hengky keluar dan membukakan pintu mobil untuk Rani. mereka berdua masuk ke rumah makan itu.Rani yang memilih tempat serta memilih menu yang akan mereka makan, sedangkan hengky yang memesannya,  sambil menunggu makanan datang Rani megamati sekitar, di rumah makan itu banyak pemuda pemudi seperti dia dan hengky yang sedang makan juga disana, bahkan ada yang sembunyi-sembunyi ciuman juga,.
“lihat, kita pernah juga seperti mereka” kata rani menunjuk ke 2 orang yang sedang asyik berciuman
“husy, jangan di tunjuk gitu, walaupun kita pernah melakukannya tapi kita berbeda dari mereka.”
“Apa bedanya?”
“kita benar-benar saling mencintai n memiliki, kalo mereka cuman nafsu aja”
“ah sok tahu, mereka juga pasti saling mencintai….”
“ah udah, jangan di bahas lagi sayang, tuh makanannya dah datang, ayo segera di makan, katanya kamu tadi lapar.”
Rani mengambil makanan yang diberikan oleh pelayan, dia makan dengan lahap. sedangkan hengky sibuk memperhatikan wajah rani .
“sayang, kamu kok cantik sih?”
“udah dari lahir…” jawab rani sekenanya. hengky tertawa mendengar jawaban rani. dia benar-benar sangat mencintai rani, sudah berapa wanita berusaha mendekatinya, tapi semuanya tertepis oleh pesona rani yang begitu kuat tertanam di hatinya.
Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanan dan pergi ke paralayang, di sana hengky memandu Rani untuk terbang, begitu takutnya rani sampai dia tidak sadar telah memeluk hengky kuat-kuat. hengky tertawa meihat wajah rani yang ketakutan, tapi akhirnya rani tetap terbang, setelah sampai di udara rani tak takut lagi, dia menikmati pegalaman terbang pertamanya.
setelah selesai mereka duduk di tanah sambil menikmati pemandangan pegunungan yang begitu khas. hengky memeluk tubuh Rani erat sekali, kemudian dia mencium kening rani, dia merasakan keningnya panas, .
“Sayang kamu sakit?” tanya hengky sambil menempelkan tangannya ke kening Rani.
“ah enggak”
“tapi kening kamu panas, kamu sakit ya? kok nggakmau bilang sih?”
“enggak kok aku nggak apa-apa, ayo kita pulang aja”
“mampir ke dokter ya?”
“nggak mau nggak usah” rani kemudian berjalan menuju mobil hengky, mereka kemudian bergegas pulang, hengky begitu khawatir melihat keadaan rani, dia sempat berhenti di pinggir hutan dan meletakkan kepala rani di pangkuannya, hengky memandang rani yang tertidur, badannya kelihatan lemas dan wajahnya pucat. hengky tak kuasa menahan dirinya dia menciumi wajah rani, memeluknya erat-erat, menyentuh buah dadanya berulang-ulang, dia benar-benar gelap, dia tak mampu membendung keinginan ragawinya, berkali-kali dia ucapkan sangat mencintai rani, rani tetap terbaring lemas, kemudian perlahan rani membuka matanya, dia mencoba bengkit dari pelukan hengky, namun hengky menahannya.
“hengky…..”
“iya sayang?”
“tolong hentikan..” seperti baru tersadar hengky melepaskan rani, dia terpaku sejenak memikirkan apa yang telah dia lakukan pada rani yang begitu lepas kendali, tiba-tiba penyesalan itu perlahan datang…
Rani kembali ke posisi duduknya, dia melihat ke arah kaca, air matanya meleleh menyesali apa yang telah dia lakukan bersama hengky, perbuatan yang menyiksa batinnya tapi tak mampu dia hentikan. mobil melaju pelan-pelan menuju kota malang, sepanjang jalan mereka saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing, dan rani seperti biasa meratapi dan mengutuki dirinya sendiri, mengutuk dirinya yang telah terjatuh terlalu dalam dan tak mampu bangkit dari keterpurukan.
tiba-tiba mobil berhenti. rani menoleh ke arah hengky “Ada apa?”
“ada demo, mungkin teman-temanmu”
Rani melihat ke arah para pendemo, disana dia lihat ukti sari bersama beberapa kawannya di usir oleh petugas, betapa kejamnya petugas itu yang membentak-bentak ukhti sari bahkan mengancam memukulkan tongkatnya, sedang beberapa ikhwan berusaha untuk melindungi ukhti Sari. lalu ikhwan itu berteriak “kami tak akan mundur, selama kemaksiatan itu masih dibiarkan di kota ini, karena kami sayang pada saudara-sadara kami, kami ingin mereka  pun nantinya dapat kembali ke jalan Allah! ALLAH HUAKBAR!! kemudian takbir membahana dari para pendemo itu, hati rani semakin hancur, tiba-tiba dia turun dari mobil hengky dan berlari, dia tak memperdulikan hengky yang berteriak kepadanya. Rani terus berlari dan berlari, dia berlari menuju kosnya yang masih 5 km itu.rani tak memperdulikan apapun selain berlari dan berlari…
“Dewi tolong aku….dewi tolong aku…..!” bisik rani sepanjang perjalanan. rani terus berlari dan berlari… hingga akhirnya dia sampai di tempat kosnya, begitu sampai dia berhenti sejenak, dan melihat ke arah jendela kamar kostnya, disana ada dewi yang sedang tersenyum sinis ke arahnya. rani segera memasuki kost, berlari kekamarnya, kan mengunci pintu kamarnya. rani menghambur ke arah dewi, dia memeluk dewi erat-erat, “dewi, tolong aku…. aku nggak tahu apa yang harus ku lakukan, tolong aku…!!! ucap rani terengah-engah, dewi mengusap kepala rani, kemudian rani menangis sejadi-jadinya,
“dewi apa yang harus ku lakukan, aku hancur wi, aku benar-benar hancur!” kata rani sambil terus menangis.
“iya aku akan menolongmu, sekarang kamu tenang dulu.” Rani melepaskan pelukannya, dia menatap dewi sambil mengusap air matanya.
“Apa yang harus ku lakukan wi?”
“sekarang ulurkan tanganmu” Rani mengulurkan tangannya, dewi mengeluarkan sebilah pisau.
“aaaaaaaaarhhhgggggggggghhhhh……………………………………………”
***
“Sepertinya dia mengalami depresi berat, dia mengiris tangannya sendiri, tak ada yang tahu sampai pacarnya datang dan memberi tahu ibu kos kalau rani bersikap aneh, saat pintu kamarnya di dobrak, dia telah pingsan sedang tangan kanannya memegang pisau”
“oh anakku…. bagaimana mungkin kamu melakukan semua ini nak, kamu putri kebanggaan ayah dan ibu”
“sabar bu, setelah dia sadar dia harus menjalani perawatan dengan psikiater, agar kondisi kejiwaannya bisa pulih”….
Rani membuka mata perlahan, ada ayah dan ibunya, ada hengky juga, mereka melihat ke arah rani, tapi rani bingung..
“kalian siapa? mana dewi?”…


0 komentar:

Posting Komentar